Pages

31 Oktober 2013

Bab 5 Kepribadian dan Gaya Hidup

     KEPRIBADIAN DAN GAYA HIDUP KONSUMEN


Dalam persaingan pasar yang semakin ketat, pemahaman akan kepribadian dan gaya hidup dari konsumen merupakan salah satu cara mengetahui dan memenangkan hati konsumen karena pendekatan yang dilakukan telah sesuai dengan karakteristik perilaku konsumen.


Kepribadian
Kepribadian didefinisikan sebagai ciri-ciri kejiwaan dalam diri yang menentukan dan mencerminkan bagaimana seseorang berespon terhadap lingkungan.  Penekanan dalam definisi adalah pada sifat-sifat dalam diri atau sifat-sifat kewajiban yaitu kualitas, sifat pembawaan, kemampuan mempengaruhi orang dan perangai khusus yang membedakan satu individu dari individu lainnya.  Kepribadian cenderung mempengaruhi pilihan seseorang terhadap produk.  Sifat-sifat inilah yang mempengaruhi cara konsumen merespon usaha promosi para pemasar, kapan, dimana, dan bagaimana mereka mengkonsumsi produk dan jasa tertentu.  Karena itu, identifikasi terhadap karakteristik kepribadian khusus yang berhubungan dengan perilaku konsumen sangat berguna dalam penyusunan strategi segmentasi pasar perusahaan.

Sifat-Sifat Dasar Kepribadian  :
      1)      Kepribadian Mencerminkan Perbedaan Individu
Karena karakteristik dalam diri yang membentuk kepribadian individu merupakan kombinasi unil berbagai faktor, maka tidak ada dua individu yang betul-betul sama.  Kepribadian merupakan konsep yang berguna karena memungkinkan kita untuk menggolongkan konsumen ke dalam berbagai kelompok yang berbeda atas dasar satu atau beberapa sifat.
      2)      Kepribadian Bersifat Konsisten dan Tahan Lama
Suatu kepribadian umumnya sudah terlihat sejak manusia berumur anak-anak, hal ini cenderung akan bertahan secara konsisten membentuk kepribadian ketika kita dewasa.  Walaupun para pemasar tidak dapat merubah kepribadian konsumen supaya sesuai dengan produk mereka, jika mereka mengetahui mereka dapat berusaha menarik perhatian kelompok konsumen yang menjadi target mereka melalui sifat-sifat relevan yang menjadi karakteristik kepribadian kelompok konsumen yang bersangkutan.  Walaupun kepribadian konsumen mungkin konsisten, perilaku konsumsi mereka sering sanga bervariasi karena berbagai faktor psikologis, sosial budaya, lingkungan, dan situasional yang mempengaruhi perilaku.
      3)      Kepribadian Dapat Berubah
Kepribadian dapat mengalami perubahan pada berbagai keadaan tertentu.  Karena adanya berbagai peristiwa hidup seperti kelahiran, kematian, dan lain sebagainya.  Kepribadian seseorang berubah tidak hanya sebagai respon terhadap berbagai peristiwa yang terjadi tiba-tiba, tetapi juga sebagai bagian dari proses menuju ke kedewasaan secara berangsur-angsur.

Karakteristik Pribadi yang Mempengaruhi Konsumen
Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.  Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri juga nilai dan gaya hidup pembeli.

Dimensi Kepribadian Manusia
Terdapat 4 (empat) dimensi utama yang saling berlawanan (dikotomis), yakni :
      1.       Ektrovert (E) versus Introvert (I).
Ekstrovert artinya tipe pribadi yang suka bergaul, menyenangi interaksi sosial dengan orang lain, dan berfokus pada the world outside the self.  Sebaliknya tipe introvert adalah mereka yang senang menyendiri, reflektif, dan tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang.  Orang introvert lebih suka mengerjakan aktivitas yang tidak banyak menuntut interaksi misalnya membaca, menulis, dan berpikir secara imajinatif.
      2.       Sensing (S) versus Intuitive (N).
Tipe dikotomi kedua ini melihat bagaimana seseorang memproses data  dengan cara bersandar pada fakta yang konkrit, fakta factual, dan melihat data apa adanya.  Sensing adalah pemikir konkrit.  Sementara tipe intuitive memproses data dengan melihat pola dan impresi, serta melihat berbagai kemungkinan yang bisa terjadi.  Intuitive adalah pemikir abstrak.
      3.       Thinking (T) versus Feeling (F).
Tipe dikotomi yang ketiga ini melihat bagaimana orang berproses mengambil keputusan.  Thinking adalah  mereka yang selalu menggunakan logika dan kekuatan analisa untuk mengambil keputusan.  Sementara feeling adalah mereka yang melibatkan perasaan, empati serta nilai-nilai yang diyakini ketikan hendak mengambil keputusan.
      4.       Judgjing (J) versus Perceiving (P).
Tipe dikotomi yang terakhir ini ingin melihat derajat fleksibilitas seseorang.  Judgjing disini bukan berarti judgemental (menghakimi).  Judging disini diartikan sebagai tipe orang yang selalu bertumpu pada rencana yang sistematis, serta senantiasa berpikir dan bertindak secara sekuensial (tidak melompat-lompat).  Sementara tipe perceiving adalah mereka yang bersikap fleksibilitas, adaptif, dan bertindak secara random untuk melihat beragam peluang yang muncul.

Gaya Hidup
Gaya hidup adalah konsep yang lebih baru dan lebih mudah terukur dibandingkan kepribadian.  Beberapa definisi gaya hidup menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
      a)      Gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya (Engel, Blackwell dan Miniard, 1995)
   b)  Gaya hidup mencerminkan pola konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang bagaimana ia menggunakan waktu dan uang (Solomon, 1999)

Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk menggunakan waktu, uang, dan energy serta merefleksikan nilai-nilai, rasa, dan kesukaan.  Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karaktersitik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan.

Konsep gaya hidup konsumen sedikit berebeda dari kepribadian.  Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka.  Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan, dan persepsi mereka terhadap sesuatu.

Gaya hidup seringkali digambarkan dengan kegiatan, minat, dan opini dar seseorang .  Gaya hidup biasanya tidak permanen dan cepat berubah.  Seseorang mungkin dengan cepat mengganti model dan merek pakaiannya karena menyesuaikan dengan perubahan hidupnya.

Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang memperngaruhi perilaku pembelian yang ada dalam dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup individu tersebut.

Berbagai factor dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang diantaranya demografi, kepribadian,kelas sosial, daur hidup dalam rumah tangga.  Kasali (1998) menyampaikan beberapa perubahan demografi Indonesia di masa depan, yaitu penduduk akan lebih terkonsentrasi di perkotaan, usia akan semakin tua, melemahnya pertumbuhan penduduk, berkurangnya orang muda, jumlah anggota keluarga berkurang, pria akan lebih banyak, semakin banyak wanita yang bekerja, penghasilan keluarga meningkat, orang kaya bertambah banyak, dan Pulau Jawa tetap terpadat.

Menggunakan Kepribadian dan Gaya Hidup dalam Strategi Pemasaran
      1.       Segmentasi Pasar Sasaran
Contoh :
Pada produk susu mengidentifikasi beberapa kelompok gaya hidup konsumen, yaitu :
a.       Konsumen menginginkan kesehatan dan kebutuhan gizinya terpenuhi.
b.      Kelompok konsumen yang sangat memperhatikan kandungan kadar lemak susu karena takut kegemukan.
c.       Konsumen yang mengkonsumsi karena kebiasaan saja.
Berdasarkan ketiga kelompok ini muncul dua produk yaitu :
Produk dengan kadar lemak dan kandungan gizi yang normal yang diperuntukkan kelompok ke satu dan ke tiga.  Jenis produk kedua yaitu susu yang mempunyai kadar lemak yang rendah.
      2.       Membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan
      3.       Pemasar dapat menempatkan iklan produk pada media-media yang paling cocok
      4.       Pemasar bisa mengembangkan produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka.

Sumber :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/11/kepribadian-nilai-dan-gaya-hidup-dalam-perilaku-konsumen/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar