Pages

1 November 2013

Bab 6 Persepsi Konsumen

PERSEPSI KONSUMEN

Salah satu cara untuk mengetahui perilaku konsumen adalah dengan menganalisis persepsinya terhadap produk.  Dengan persepsi konsumen, perusahaan dapat mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi kekuatan atau kelemahan, kesempatan ataupun ancaman bagi produk yang dipasarkan.  Hal ini karena persepsi konsumen merupakan salah satu faktor internal konsumen yang mempengaruhinya mengambil keputusan (Foedjiwati, Hatane Semuel. 2007 :6).  Persepsi timbul karena adanya stimulus (rangsangan) dari luar yang akan mempengaruhi seseorang melalui kelima alat inderanya.  Stimulus tersebut akan diseleksi, diorganisir, dan diinterprestasikan oleh setiap orang dengan caranya masing-masing.  Ada dua faktor utama dalam persepsi, yaitu :
      
      1.       Faktor Stimulus, merupakan sifat fisik suatu objek seperti ukuran, warna, berat, rasa, dan lain sebagainya.
      2.       Faktor Individual, merupakan sifat-sifat individu yang tidak hanya meliputi proses sensorik, tetapi juga pengalaman diwaktu lampau pada hal yang sama.

Persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu proses penerimaan, pemilihan, pengorganisasian, serta pemberi arti terhadap rangsangan yang diterima (Pareek, 1983; Milton, 1981 dalam Desy Arisandy. 2004 : 4).  Namun demikian pada proses tersebut tidak hanya sampai pada pemberian arti saja tetapi akan mempengaruhi pada perilaku yang akan dipilihnya sesuai dengan rangsang yang diterima dari lingkungannya.  Proses persepsi melaui tahapan-tahapan sebagai berikut (Desy Arisandy. 2004 : 7) :

      a.       Penerimaan rangsang, pada proses ini individu menerima rangsangan dari berbagai sumber.  Seseorang lebih senang memperhatikan salah satu sumber dibandingkan dengan sumber lainnya, apabila sumber tersebut mempunyai kedudukan yang lebih dekat atau lebih menarik baginya.
      b.      Proses menyeleksi rangsang.
      c.       Setelah rangsang diterima kemudian diseleksi disini akan terlibat proses perhatian.  Stimulus itu diseleksi untuk kemudian diproses lebih lanjut.
      d.      Proses pengorganisasian.
      e.      Rangsang yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk .
      f.        Proses penafsiran.



Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima kemudian menafsirkan data itu dengan berbagai cara.  Setelah data tersebut dipersepsikan maka telah dapat dikatakan sudah terjadi persepsi.  Karena persepsi pada pokoknya memberikan arti kepada berbagai informasi yang diterima.

      1.       Proses Pengecekan – Setelah data ditafsir si penerima mengambil beberapa tindakan untuk mengecek apakah yang dilakukan benar atau salah.  Penafsiran ini dapat dilakukan dari waktu ke waktu untuk menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan atau sesuai dengan hasil proses selanjutnya.
      2.       Proses Reaksi – Lingkungan persepsi itu belum sempurna menimbulkan tindakan-tindakan itu biasanya tersembunyi atau terbuka.

Dalam kenyataanya, terhadap objek sama, individu dimungkginkan memiliki persepsi yang berbeda.  Oleh karena itu, Milton (dalam Kertawan, 2002: 110) mengemukakan adanya beberapa faktor yang berpengaruh dalam persepsi.  Faktor tersebut meliputi objek yang dipersepsi, situasi, individu yang mempersepsi (perceiver), persepsi diri, dan pengamatan terhadap orang lain.

Selanjutnya, Pareek (dalam Kertawan, 2002: 112) mengemukakan ada empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi.
      
      1.       Perhatian – Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian.  Tidak semua stimulus yang ada di sekitar kita dapat kita tangkap semuanya secara bersamaan.  Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek yang menarik bagi kita.
      2.       Kebutuhan – Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan menetap maupun kebutuhan yang sesaat.
      3.       Kesediaan – Adalah harapan seseorang terhadap suatu stimulus yang muncul, agar memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih efisien sehingga akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dahulu.
      4.       Sistem Nilai – Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang.
Persepsi dalam arti sempit ialah pengelihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Sobur, 2005: 445).

Aplikasi Persepsi dalam Strategi Pemasaran
Konsumen cenderung untuk membentuk citra terhadap merek toko dan perusahaan didasarkan pada inferensi mereka yang diperolah dari stimuli pemasaran dan lingkungan.

Citra adalah total persepsi terhadap suatu objek, yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu.

Jadi pemasar harus secara konstan mencoba mempengaruhi citra konsumen.  Citra tersebut terdiri dari :

 è Citra Merek
 è Citra Toko
 è Citra Perusahaan

Sumber  :                                              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar