Copyright © CORETAN PENA
Design by Dzignine
21 Desember 2014

BAB 11 Pengaruh Individu

PENGARUH INDIVIDU


Pengertian Kelompok Referensi
Kelompok referensi atau acuan adalah individu atau kelompok nyata atau khayalan yang memiliki pengaruh evaluasi, aspirasi, bahkan perilaku terhadap orang lain.  Kelompok acuan (yang paling berpengaruh terhadap konsumen) mempengaruhi orang lain melalui norma, informasi, dan melalui kebutuhan nilai ekspresif konsumen.  Kelompok referensi adalah kelompok yang digunakan individu sebagai sebuah kelompok referensi grup (reference group).  Kelompok acuan atau kelompok rujukan memberikan standar (norma/nilai) yang dapat menjadi perspektif penentu mengenai bagaimana seseorang berfikir atau berperilaku, dan kelompok ini berguna sebagai referensi seseorang dalam pengambilan keputusan.  Kelompok referensi memiliki dua tujuan pokok yaitu melayani fungsi normative dengan menetapkan dan menjalankan aturan berperilaku dengan keyakinan.  Sebagai pembanding dengan melayani sebagai sebuah acuan agar orang dapat mengukur dirinya dan orang lain.
Kelompok referensi atau acuan menurut Kotler dan Amstrong adalah : “Kelompok-kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau pengaruh tidak langsung pada sikap dan perilaku seseorang.”  Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku.  Anggota kelompok referensi sering menjadi penyebar pengaruh dalam hal selera.  Oleh karena itu, konsumen selalu mengawasi kelompok tersebut baik perilaku maupun mentalnya.
Kelompok acuan dapat berbentuk organisasi formal yang besar, terstruktur dengan baik, memiliki jadwal pertemuan rutin, dan karyawan-karyawan yang tetap.  Di lain pihak, kelompok acuan juga dapat berbentuk kelompok kecil dan informal.  Kelompok acuan terdiri dari orang-orang yang dikenal secara mendalam (seperti keluarga atau sahabat) atau orang-orang yang dikenal tanpa ada hubungan yang mendalam (klien) atau orang-orang yang dikagumi (tokoh atau artis).  Karena orang cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain yang memiliki kemiripan, mereka sering kali terpengaruh dengan mengetahui bagaimana orang lain menginginkan mereka menjalani hidup.
Kecenderungan orang untuk menjadi bagian dari kelompok acuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah keakraban, ekspos terhadap seseorang (Mere Exposure), dan kepaduan kelompok.  Terdapat beberapa bentuk kelompok acuan yang dapat mempengaruhi konsumen dalam perilaku konsumen, yaitu kelompok pertemanan, kelompok belanja, kelompok kerja, komunitas maya dan kelompok aksi konsumen.

Tipe Kelompok Referensi
Terdapat lima jenis kelompok acuan dan karakteristiknya (Peter, J. Paul and Olson, Jerry C., 2005: Hawkins, Del I., 2004) :
a.      Formal / Informal             :  Kelompok acuan formal memiliki struktur yang di rinci dengan jelas (Contoh : Kelompok kerja di kantor / tim per divisi), sedangkan kelompok acuan informal tidak dirinci secara jelas (Contoh : Kelompok persahabatan / teman sekolah).
b.      Primary / Secondary         : Kelompok acuan primary melibatkan seringnya interaksi langsung dan tatap muka (Contoh : Keluarga atau sanak saudara), sedangkan kelompok acuan Secondary interaksi dan tatap mukanya tidak terlalu sering (Contoh : Tetangga).
c.       Membership                     :  Seseorang menjadi anggota formal dari suatu kelompok acuan (Contoh : kelompok pecinta alam).
d.      Aspirational                       :  Seorang bercita-cita untuk bergabung atau menandingi kelompok acuan aspirational.
e.      Dissosiative                       :  Seseorang berupaya menghindari kelompok acuan dissosiative.

Para pemasar tertarik pada kemampuan kelompok rujukan untuk mengubah sikap dan perilaku konsumen dengan mendorong timbulnya kesesuaian.  Untuk dapat mempunyai pengaruh tersebut, kelompok rujukan harus melakukan hal-hal berikut ini :
1.      Memberitahukan atau mengusahakan agar orang menyadari adanya suatu produk atau merek khusus.
2.      Memberikan kesempatan pada individu untuk membandingkan pemikirannya sendiri dengan sikap dan perilaku konsumen.
3.      Mempengaruhi individu untuk mengambil sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma kelompok.
4.      Membenarkan keputusan untuk memakai produk-produk yang sama dengan kelompok.

Daya tarik kelompok rujukan dalam pemasaran dapat melalui :
·         Daya tarik Selebritis.
·         Daya tarik Para Ahli.
·         Daya tarik Orang Biasa.
·         Daya tarik Juru Bicara Eksekutif dan Karyawan.
·         Daya tarik Kelompok Rujukan Lain.

Menganalisis Kelompok Referensi
Kelompok referensi adalah kelompok budaya dalam para anggota berbagi makna budaya umum tertentu.  Pemasar atau Marketer mencoba untuk menentukan isi dari makna bersama dari berbagai kelompok referensi.  Kelompok referensi memiliki efek positif dan negatif pada konsumen, yaitu
a.      Associative Reference Group
b.      Dissociative Reference Group

Suatu reference group melibatkan satu orang atau lebih yang digunakan sebagai dasar untuk perbandingan atau acuan dalam membentuk respon afektif, kognitif, dan perilaku.  Orang mengidentifikasi dan bergabung dengan reference group untuk tiga alasan :
1.      Untuk mendapatkan pengetahuan yang berguna.
2.      Untuk mendapatkan imbalan/menghindari hukuman.
3.      Untuk memperoleh makna untuk membangun, memodifikasi, atau mempertahankan konsep diri mereka.
3 Tipe dari reference group yaitu :
·         Informational
·         Utilitarian
·         Value – Expressive

Kelompok referensi tidak mempengaruhi semua produk dan merek pembelian ke tingkat yang sama.  Pengaruh bervariasi pada setidaknya dua dimensi :
1.      Sejauh mana produk atau merek menjadi suatu kebutuhan dan suatu kemewahan.
2.      Sejauh mana objek tersebut lebih mencolok seperti kebutuhan publik dan kebutuhan pribadi.

Pengaruh Kata-Kata
Perilaku konsumen kita adalah fungsi dari siapa kita sebagai individu.  Pikiran, perasaan, sikap, dan pola perilaku menentukan apa yang kita beli, ketika kita membelinya, dan bagaimana kita menggunakannya.  Tugas pemasar adalah untuk mencari tahu apa kebutuhan dan keinginan konsumen, dan apa yang memotivasi konsumen untuk membeli.  Motivasi adalah permulaan dari semua perilaku konsumsi kita, dan konsumen memiliki motif atau tujuan ganda.  Kebanyakan kegiatan konsumsi adalah hasil dari beberapa motif yang beroperasi pada waktu yang sama.  Para peneliti yang dilatih khusus dalam mengungkap motif, sering menggunakan teknik penelitian kualitatif di mana konsumen didorong untuk mengungkapkan pikiran mereka (kognisi) dan perasaan (mempengaruhi) melalui dialog.
Fokus kelompok dan wawancara mendalam memberikan konsumen kesempatan untuk mendiskusikan produk dan mengungkapkan pendapat tentang kegiatan konsumsi.  Moderator terlatih atau pewawancara sering memasuki motif prasadar yang mungkin tidak terdeteksi.
Nilai adalah tujuan hidup masyarakat luas yang melambangkan perilaku model yang disukai (misalnya independen, penuh kasih, jujur) atau akhir yang disukai (misalnya rasa keberhasilan, cinta dan kasih saying, pengakuan sosial).  Konsumen membeli produk akan membantu mereka mencapai nilai yang diinginkan, mereka melihat atribut produk sebagai alat untuk mencapai tujuan.  Memahamim perspektif berarti dapat membantu posisi pemasar yang lebih baik dan membuat kampanye dan iklan promosi lebih efektif.  Konsumen memproses informasi ini untuk membantu mereka melalui pendekatan pemrosesam informasi dalam memahami perilaku konsumtif dengan berfokus pada urutan aktivitas mental yang digunakan orang dalam menafsirkan dan mengintegritasikan lingkungan mereka.

Pemberian Pengaruh (The Infuential)
Terdapat tiga cara dasar untuk mengidentifikasi orang yang memberi pengaruh :
1.      Metode sosiometrik – orang diminta mengidentifikasi orang lain yang mereka cari untuk mendapatkan advis atau informasi dalam pengambilan jenis keputusan tertentu.
2.      Metode informasi – kunci – orang yang berpengetahuan digunakan untuk mengidentifikasi pemberi pengaruh di dalam suatu sistem sosial.
3.      Metode penunjukan diri – orang diminta mengevaluasi sejauh mana mereka dicari untuk meminta advis atau informasi.
Dua metode yang pertama, tidak banyak dipakai dalam penelitian pemasar karena berfokus pada kelompok spesifik yang sudah ada dapat diidentifikasi.  Namun, ada kalanya kompleks apartemen atau lingkungan tempat tinggal digedung yang betingkat tinggi merupakan fokusnya.  Bila demikian halnya, metode informasi – kunci biasanya lebih disukai karena kemudahan yang lebih besar dalam pelaksanaannya.
Bila banyak kelompok digunakan sebagai target, metode penunjukkan diri lebih disukai.  Metode ini dirancang untuk digunakan pada skala luas, dan tampaknya memiliki keabsahan yang dapat diterima.  Sasarannya adalah mengidentifikasi apakah jenis atau kategori orang tertentu berfungsi sebagai pemberi pengaruh dan tidak menunjuk individu itu sendiri menurut nama.  Bila mereka dapat diidentifikasi dan dipisahkan diri yang lain sebagai pangsa pasar yang berbeda, maka mungkin untuk mengarahkan upaya pemasaran dengan cara mereka.

Pengaruh Lisan
Konsumen sering berpaling kepada orang lain, khususnya teman dan anggota keluarga, untuk meminta pendapat mengenai produk dan jasa.  Pengiriman informasi ini dipicu sebagai pemberi pengaruh (influential).  Pemberi pengaruh juga disebut pemimpin opini, tetapi lebih menghindari istilah hal ini karena konotasi bahwa pengirim informasi mempunyai posisi dominan atas apa yang disebut ”pengikut”.  Seperti yang terlihat, pengaruh lisan biasanya tidak diekspresikan di dalam pola hierarki seperti ini.  Kapan konsumen paling mungkin menerima dan merespon terhadap komunikasi lisan ? berdasarkan penelitian selama lebih dari 30 tahun, menyimpulkan bahwa pengaruh pribadi dalam membentuk kepemimpinan opini paling mungkin terjadi ketika satu atau lebih dari kondisi dan situasi ini terdapat :
1.      Konsumen tidak mempunyai informasi yang cukup untuk membuat pilihan yang terinformasi secara memadai.
2.      Produknya kompleks dan sulit untuk dievaluasi dengan menggunakan kriteria yang objektif.  Oleh karena itu, pengalaman orang lain berfungsi sebagai “percobaab yang seolah dilakukan sendiri”.
3.      Orang bersangkutan tidak mempunyai kemampuan untuk mengevaluasi produk atau jasa, tidak peduli  bagaimana informasi tersebut disebarkan dan disajikan.
4.      Sumber lain dirasakan mempunyai kredibilitas rendah.
5.      Orang yang berpengaruh lebih mudah diakses daripada sumber lain dan dengan demikian dapat diajak berkonsultasi dengan menghemat waktu dan tenaga.
6.      Pertalian sosial yang kuat ada diantara pengiriman dan penerimaan.
7.      Individu bersangkutan mempunyai kebutuhan yang tinggi akan persetujuan sosial.

Dampak Komunikasi Lisan
Berikut ini adalah efek pengaruh pribadi terhadap perilaku konsumen :
a.      Perbandingan dengan media lain.
b.      Percakapan yang diprakasi oleh sumber versus pencarian.
c.       Informasi positif versus negative.
d.      Informasi verbal versus visual.

Implikasi Strategi Pemasaran dari Pengaruh Pribadi
Pertanyaan lisan yang postif dapat menjadi salah satu asset terbesar dari pemasar, sementara hal yang berlawanan dapat berlaku bila isinya negative.  Pengaruh pribadi tentu saja tidak dapat langsung dikendalikan oleh perusahaan niaga, tetapi dapat distimulasi dan disalurkan dengan banyak cara.
1.      Memonitor isi pernyataan lisan.
2.      Kepercayaan tunggal akan komunikasi lisan.
3.      Menggunakan pemberi pengaruh sebagai target pasar.
4.      Mengendalikan komunikasi lisan yang negative.


Sumber  :

0 comments:

Posting Komentar