Copyright © CORETAN PENA
Design by Dzignine
31 Oktober 2013

Bab 5 Kepribadian dan Gaya Hidup

     KEPRIBADIAN DAN GAYA HIDUP KONSUMEN


Dalam persaingan pasar yang semakin ketat, pemahaman akan kepribadian dan gaya hidup dari konsumen merupakan salah satu cara mengetahui dan memenangkan hati konsumen karena pendekatan yang dilakukan telah sesuai dengan karakteristik perilaku konsumen.


Kepribadian
Kepribadian didefinisikan sebagai ciri-ciri kejiwaan dalam diri yang menentukan dan mencerminkan bagaimana seseorang berespon terhadap lingkungan.  Penekanan dalam definisi adalah pada sifat-sifat dalam diri atau sifat-sifat kewajiban yaitu kualitas, sifat pembawaan, kemampuan mempengaruhi orang dan perangai khusus yang membedakan satu individu dari individu lainnya.  Kepribadian cenderung mempengaruhi pilihan seseorang terhadap produk.  Sifat-sifat inilah yang mempengaruhi cara konsumen merespon usaha promosi para pemasar, kapan, dimana, dan bagaimana mereka mengkonsumsi produk dan jasa tertentu.  Karena itu, identifikasi terhadap karakteristik kepribadian khusus yang berhubungan dengan perilaku konsumen sangat berguna dalam penyusunan strategi segmentasi pasar perusahaan.

Sifat-Sifat Dasar Kepribadian  :
      1)      Kepribadian Mencerminkan Perbedaan Individu
Karena karakteristik dalam diri yang membentuk kepribadian individu merupakan kombinasi unil berbagai faktor, maka tidak ada dua individu yang betul-betul sama.  Kepribadian merupakan konsep yang berguna karena memungkinkan kita untuk menggolongkan konsumen ke dalam berbagai kelompok yang berbeda atas dasar satu atau beberapa sifat.
      2)      Kepribadian Bersifat Konsisten dan Tahan Lama
Suatu kepribadian umumnya sudah terlihat sejak manusia berumur anak-anak, hal ini cenderung akan bertahan secara konsisten membentuk kepribadian ketika kita dewasa.  Walaupun para pemasar tidak dapat merubah kepribadian konsumen supaya sesuai dengan produk mereka, jika mereka mengetahui mereka dapat berusaha menarik perhatian kelompok konsumen yang menjadi target mereka melalui sifat-sifat relevan yang menjadi karakteristik kepribadian kelompok konsumen yang bersangkutan.  Walaupun kepribadian konsumen mungkin konsisten, perilaku konsumsi mereka sering sanga bervariasi karena berbagai faktor psikologis, sosial budaya, lingkungan, dan situasional yang mempengaruhi perilaku.
      3)      Kepribadian Dapat Berubah
Kepribadian dapat mengalami perubahan pada berbagai keadaan tertentu.  Karena adanya berbagai peristiwa hidup seperti kelahiran, kematian, dan lain sebagainya.  Kepribadian seseorang berubah tidak hanya sebagai respon terhadap berbagai peristiwa yang terjadi tiba-tiba, tetapi juga sebagai bagian dari proses menuju ke kedewasaan secara berangsur-angsur.

Karakteristik Pribadi yang Mempengaruhi Konsumen
Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.  Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri juga nilai dan gaya hidup pembeli.

Dimensi Kepribadian Manusia
Terdapat 4 (empat) dimensi utama yang saling berlawanan (dikotomis), yakni :
      1.       Ektrovert (E) versus Introvert (I).
Ekstrovert artinya tipe pribadi yang suka bergaul, menyenangi interaksi sosial dengan orang lain, dan berfokus pada the world outside the self.  Sebaliknya tipe introvert adalah mereka yang senang menyendiri, reflektif, dan tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang.  Orang introvert lebih suka mengerjakan aktivitas yang tidak banyak menuntut interaksi misalnya membaca, menulis, dan berpikir secara imajinatif.
      2.       Sensing (S) versus Intuitive (N).
Tipe dikotomi kedua ini melihat bagaimana seseorang memproses data  dengan cara bersandar pada fakta yang konkrit, fakta factual, dan melihat data apa adanya.  Sensing adalah pemikir konkrit.  Sementara tipe intuitive memproses data dengan melihat pola dan impresi, serta melihat berbagai kemungkinan yang bisa terjadi.  Intuitive adalah pemikir abstrak.
      3.       Thinking (T) versus Feeling (F).
Tipe dikotomi yang ketiga ini melihat bagaimana orang berproses mengambil keputusan.  Thinking adalah  mereka yang selalu menggunakan logika dan kekuatan analisa untuk mengambil keputusan.  Sementara feeling adalah mereka yang melibatkan perasaan, empati serta nilai-nilai yang diyakini ketikan hendak mengambil keputusan.
      4.       Judgjing (J) versus Perceiving (P).
Tipe dikotomi yang terakhir ini ingin melihat derajat fleksibilitas seseorang.  Judgjing disini bukan berarti judgemental (menghakimi).  Judging disini diartikan sebagai tipe orang yang selalu bertumpu pada rencana yang sistematis, serta senantiasa berpikir dan bertindak secara sekuensial (tidak melompat-lompat).  Sementara tipe perceiving adalah mereka yang bersikap fleksibilitas, adaptif, dan bertindak secara random untuk melihat beragam peluang yang muncul.

Gaya Hidup
Gaya hidup adalah konsep yang lebih baru dan lebih mudah terukur dibandingkan kepribadian.  Beberapa definisi gaya hidup menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
      a)      Gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya (Engel, Blackwell dan Miniard, 1995)
   b)  Gaya hidup mencerminkan pola konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang bagaimana ia menggunakan waktu dan uang (Solomon, 1999)

Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk menggunakan waktu, uang, dan energy serta merefleksikan nilai-nilai, rasa, dan kesukaan.  Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karaktersitik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan.

Konsep gaya hidup konsumen sedikit berebeda dari kepribadian.  Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka.  Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan, dan persepsi mereka terhadap sesuatu.

Gaya hidup seringkali digambarkan dengan kegiatan, minat, dan opini dar seseorang .  Gaya hidup biasanya tidak permanen dan cepat berubah.  Seseorang mungkin dengan cepat mengganti model dan merek pakaiannya karena menyesuaikan dengan perubahan hidupnya.

Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang memperngaruhi perilaku pembelian yang ada dalam dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup individu tersebut.

Berbagai factor dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang diantaranya demografi, kepribadian,kelas sosial, daur hidup dalam rumah tangga.  Kasali (1998) menyampaikan beberapa perubahan demografi Indonesia di masa depan, yaitu penduduk akan lebih terkonsentrasi di perkotaan, usia akan semakin tua, melemahnya pertumbuhan penduduk, berkurangnya orang muda, jumlah anggota keluarga berkurang, pria akan lebih banyak, semakin banyak wanita yang bekerja, penghasilan keluarga meningkat, orang kaya bertambah banyak, dan Pulau Jawa tetap terpadat.

Menggunakan Kepribadian dan Gaya Hidup dalam Strategi Pemasaran
      1.       Segmentasi Pasar Sasaran
Contoh :
Pada produk susu mengidentifikasi beberapa kelompok gaya hidup konsumen, yaitu :
a.       Konsumen menginginkan kesehatan dan kebutuhan gizinya terpenuhi.
b.      Kelompok konsumen yang sangat memperhatikan kandungan kadar lemak susu karena takut kegemukan.
c.       Konsumen yang mengkonsumsi karena kebiasaan saja.
Berdasarkan ketiga kelompok ini muncul dua produk yaitu :
Produk dengan kadar lemak dan kandungan gizi yang normal yang diperuntukkan kelompok ke satu dan ke tiga.  Jenis produk kedua yaitu susu yang mempunyai kadar lemak yang rendah.
      2.       Membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan
      3.       Pemasar dapat menempatkan iklan produk pada media-media yang paling cocok
      4.       Pemasar bisa mengembangkan produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka.

Sumber :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/11/kepribadian-nilai-dan-gaya-hidup-dalam-perilaku-konsumen/

Bab 5 Kepribadian dan Gaya Hidup

     KEPRIBADIAN DAN GAYA HIDUP KONSUMEN


Dalam persaingan pasar yang semakin ketat, pemahaman akan kepribadian dan gaya hidup dari konsumen merupakan salah satu cara mengetahui dan memenangkan hati konsumen karena pendekatan yang dilakukan telah sesuai dengan karakteristik perilaku konsumen.


Kepribadian
Kepribadian didefinisikan sebagai ciri-ciri kejiwaan dalam diri yang menentukan dan mencerminkan bagaimana seseorang berespon terhadap lingkungan.  Penekanan dalam definisi adalah pada sifat-sifat dalam diri atau sifat-sifat kewajiban yaitu kualitas, sifat pembawaan, kemampuan mempengaruhi orang dan perangai khusus yang membedakan satu individu dari individu lainnya.  Kepribadian cenderung mempengaruhi pilihan seseorang terhadap produk.  Sifat-sifat inilah yang mempengaruhi cara konsumen merespon usaha promosi para pemasar, kapan, dimana, dan bagaimana mereka mengkonsumsi produk dan jasa tertentu.  Karena itu, identifikasi terhadap karakteristik kepribadian khusus yang berhubungan dengan perilaku konsumen sangat berguna dalam penyusunan strategi segmentasi pasar perusahaan.

Sifat-Sifat Dasar Kepribadian  :
      1)      Kepribadian Mencerminkan Perbedaan Individu
Karena karakteristik dalam diri yang membentuk kepribadian individu merupakan kombinasi unil berbagai faktor, maka tidak ada dua individu yang betul-betul sama.  Kepribadian merupakan konsep yang berguna karena memungkinkan kita untuk menggolongkan konsumen ke dalam berbagai kelompok yang berbeda atas dasar satu atau beberapa sifat.
      2)      Kepribadian Bersifat Konsisten dan Tahan Lama
Suatu kepribadian umumnya sudah terlihat sejak manusia berumur anak-anak, hal ini cenderung akan bertahan secara konsisten membentuk kepribadian ketika kita dewasa.  Walaupun para pemasar tidak dapat merubah kepribadian konsumen supaya sesuai dengan produk mereka, jika mereka mengetahui mereka dapat berusaha menarik perhatian kelompok konsumen yang menjadi target mereka melalui sifat-sifat relevan yang menjadi karakteristik kepribadian kelompok konsumen yang bersangkutan.  Walaupun kepribadian konsumen mungkin konsisten, perilaku konsumsi mereka sering sanga bervariasi karena berbagai faktor psikologis, sosial budaya, lingkungan, dan situasional yang mempengaruhi perilaku.
      3)      Kepribadian Dapat Berubah
Kepribadian dapat mengalami perubahan pada berbagai keadaan tertentu.  Karena adanya berbagai peristiwa hidup seperti kelahiran, kematian, dan lain sebagainya.  Kepribadian seseorang berubah tidak hanya sebagai respon terhadap berbagai peristiwa yang terjadi tiba-tiba, tetapi juga sebagai bagian dari proses menuju ke kedewasaan secara berangsur-angsur.

Karakteristik Pribadi yang Mempengaruhi Konsumen
Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.  Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri juga nilai dan gaya hidup pembeli.

Dimensi Kepribadian Manusia
Terdapat 4 (empat) dimensi utama yang saling berlawanan (dikotomis), yakni :
      1.       Ektrovert (E) versus Introvert (I).
Ekstrovert artinya tipe pribadi yang suka bergaul, menyenangi interaksi sosial dengan orang lain, dan berfokus pada the world outside the self.  Sebaliknya tipe introvert adalah mereka yang senang menyendiri, reflektif, dan tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang.  Orang introvert lebih suka mengerjakan aktivitas yang tidak banyak menuntut interaksi misalnya membaca, menulis, dan berpikir secara imajinatif.
      2.       Sensing (S) versus Intuitive (N).
Tipe dikotomi kedua ini melihat bagaimana seseorang memproses data  dengan cara bersandar pada fakta yang konkrit, fakta factual, dan melihat data apa adanya.  Sensing adalah pemikir konkrit.  Sementara tipe intuitive memproses data dengan melihat pola dan impresi, serta melihat berbagai kemungkinan yang bisa terjadi.  Intuitive adalah pemikir abstrak.
      3.       Thinking (T) versus Feeling (F).
Tipe dikotomi yang ketiga ini melihat bagaimana orang berproses mengambil keputusan.  Thinking adalah  mereka yang selalu menggunakan logika dan kekuatan analisa untuk mengambil keputusan.  Sementara feeling adalah mereka yang melibatkan perasaan, empati serta nilai-nilai yang diyakini ketikan hendak mengambil keputusan.
      4.       Judgjing (J) versus Perceiving (P).
Tipe dikotomi yang terakhir ini ingin melihat derajat fleksibilitas seseorang.  Judgjing disini bukan berarti judgemental (menghakimi).  Judging disini diartikan sebagai tipe orang yang selalu bertumpu pada rencana yang sistematis, serta senantiasa berpikir dan bertindak secara sekuensial (tidak melompat-lompat).  Sementara tipe perceiving adalah mereka yang bersikap fleksibilitas, adaptif, dan bertindak secara random untuk melihat beragam peluang yang muncul.

Gaya Hidup
Gaya hidup adalah konsep yang lebih baru dan lebih mudah terukur dibandingkan kepribadian.  Beberapa definisi gaya hidup menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
      a)      Gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya (Engel, Blackwell dan Miniard, 1995)
   b)  Gaya hidup mencerminkan pola konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang bagaimana ia menggunakan waktu dan uang (Solomon, 1999)

Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk menggunakan waktu, uang, dan energy serta merefleksikan nilai-nilai, rasa, dan kesukaan.  Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karaktersitik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan.

Konsep gaya hidup konsumen sedikit berebeda dari kepribadian.  Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka.  Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan, dan persepsi mereka terhadap sesuatu.

Gaya hidup seringkali digambarkan dengan kegiatan, minat, dan opini dar seseorang .  Gaya hidup biasanya tidak permanen dan cepat berubah.  Seseorang mungkin dengan cepat mengganti model dan merek pakaiannya karena menyesuaikan dengan perubahan hidupnya.

Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang memperngaruhi perilaku pembelian yang ada dalam dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup individu tersebut.

Berbagai factor dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang diantaranya demografi, kepribadian,kelas sosial, daur hidup dalam rumah tangga.  Kasali (1998) menyampaikan beberapa perubahan demografi Indonesia di masa depan, yaitu penduduk akan lebih terkonsentrasi di perkotaan, usia akan semakin tua, melemahnya pertumbuhan penduduk, berkurangnya orang muda, jumlah anggota keluarga berkurang, pria akan lebih banyak, semakin banyak wanita yang bekerja, penghasilan keluarga meningkat, orang kaya bertambah banyak, dan Pulau Jawa tetap terpadat.

Menggunakan Kepribadian dan Gaya Hidup dalam Strategi Pemasaran
      1.       Segmentasi Pasar Sasaran
Contoh :
Pada produk susu mengidentifikasi beberapa kelompok gaya hidup konsumen, yaitu :
a.       Konsumen menginginkan kesehatan dan kebutuhan gizinya terpenuhi.
b.      Kelompok konsumen yang sangat memperhatikan kandungan kadar lemak susu karena takut kegemukan.
c.       Konsumen yang mengkonsumsi karena kebiasaan saja.
Berdasarkan ketiga kelompok ini muncul dua produk yaitu :
Produk dengan kadar lemak dan kandungan gizi yang normal yang diperuntukkan kelompok ke satu dan ke tiga.  Jenis produk kedua yaitu susu yang mempunyai kadar lemak yang rendah.
      2.       Membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan
      3.       Pemasar dapat menempatkan iklan produk pada media-media yang paling cocok
      4.       Pemasar bisa mengembangkan produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka.

Sumber :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/11/kepribadian-nilai-dan-gaya-hidup-dalam-perilaku-konsumen/
27 Oktober 2013

Otobiografi

ITS MY LIFE
Judul diatas sudah jelas dong artinya apa,,? Yaap, INI HIDUPKU.  Kali ini penulis akan menjelaskan tentang kehidupan sang penulis di mulai dari lahir sampai sekarang.  Sebenernya tulisan kali ini disponsori oleh sebuah tugas dari dosen softskill, hhehhehhe,, bukannya penulis males atau bagaimana, tanpa disuruhpun sebenernya penulis ingin sekali menulis tentang biografi penulis,, yaaa berhubung waktu yang tidak memungkinkan, jadi belum sempet deeeh keburu jadi tugas duluan deeeh..

Lanjut aja deeh nulis tentang biografinya.  Penulis lahir sekitar  19 tahun 6 bulan 18 hari yang lalu, kira-kira tepatnya kapan yaaa,,? Jika dihitung dari sekarang yaitu 27 Oktober 2013 hari itu adalah 9 April 1994.  Lumayan tua juga yaa ,ups kata tabu, mungkin lebih baik diganti dengan kata lumayan dewasa juga yaa penulis.  Yaa penulis lahir sebagai anak perempuan pertama dari sepasang suami-istri yang menikah pada tahun 1993.  Penulis diberi nama NUR KHASANAH oleh sang ibu yang memiliki arti “Cahaya Kebaikan”.  Mungkin Ibu saya berkeinginan anaknya menjadi seorang perempuan yang memiliki kebaikan hati, dan sepertinya sekarang terkabul,, hhehhehhe (kalo dilihat dari sisi sang penulis loooh),,,

when i was baby


Selama lima tahun berjalan saya hidup sebagai anak tunggal, sampai akhirnya datanglah seorang adik kecil yang mungkin saat itu sangat tidak saya harapkan (jahatnya), tapi sekarang saya tahu kalau keberadaan adik saya sangat membantu saya.  Saya harus berterima kasih pada Allah yang telah mengirimkan ia menjadi teman dalam hidup saya selama ini. 

Saat usia saya lima tahun, saya sudah masuk Sekolah Dasar (SD). Saya bersekolah di SDN Jati 08 Pagi. Sekolah yang cukup jauh untuk anak seumur saya.  Saat itu saya tidak melalui Taman Kanak-kanak (TK) karena kesibukan kedua orangtua saya waktu itu dan mahalnya biaya TK pada saat itu.  Jadi hasilnya belum waktunya masuk SD eeh sudah masuk duluan, walaupun belum pernah mengenal baca tulis sebelumnya di Taman Kanak-kanak, saya mampu mendapat peringkat 4 dikelas waktu itu.  Cukup lumayan, untuk anak yang belum pernah mengenal baca tulis.  Selama masa TK yang sebenernya tidak pernah saya rasakan, saya menghabiskannya dengan belajar dimadrasah dengan belajar huruf-huruf hijaiyah dan belajar membaca Al-Quran. 

Karena seringnya mendapat peringkat dikelas, mungkin guru-guru dan teman-teman sangat mengenal saya.  Saya pun sering menjadi salah satu yang menjadi wakil kelas ataupun wakil sekolah dalam organisasi atau perlombaan lainnya.  Setiap upacara saya selalu menjadi salah satu petugas. 

Enam tahun berlalu, pengalaman berorganisasi selama masa Sekolah Dasar hanya sek edar itu saja yang saya rasakan.  Kini saatnya membicarakan massa Sekolah Menengah Pertama (SMP).  Mungkin karena merasa cukup lelah dengan organisasi yang dirasakan selama SD saya memutuskan untuk tidak akan menjadi pengurus apapun dalam kelas ataupun sekolah.  Bahkan pada saya berada di tingkat 8 (delapan) ada rapat pemilihan pengurus OSIS dan saya menjadi salah satu undangan yang akan menjadi calon pengurus OSIS, namun saat itu saya memilih untuk tidak menghadiri rapat tersebut, karena saya cukup merasa lelah dengan pelajaran-pelajaran yang saya terima saat itu.

Namun hal berbeda pun terjadi saat saya berada ditingkat 9 (Sembilan), saya memang tidak menjadi pengurus kelas saat itu, namun karena kedekatan saya dengan guru wali kelas, saya selalu menjadi orang kepercayaan beliau untuk melaksanakan amanah beliau mengatur kelas.  Karena hal ini lah saya sering dijuluki sebagai anak emas guru tersebut (agak risih sebenarnya).   Dengan sedikit pengalaman yang pernah saya rasakan saat SD, rasa keinginan saya untuk berorganisasi kembali tumbuh dari mati yang cukup lama.  Saat seperti memang sangat menyenangkan, kita dapat memiliki banyak teman, banyak orang yang temui dalam satu hari, banyak kejadian-kejadian yang beda dari hari-hari sebelumnya dan masih banyak lagi yang mungkin belum dapat saya rasakan sampai saat ini.

Saat seperti itu memang menyenangkan, namun saya harus meneruskan pendidikan saya kejenjang yang lebih tinggi dan pengalaman saya harus berakhir saat itu lalu kembali membangun kembali semangat berorganisasi saya ditempat yang baru.

Mungkin tidak seperti yang saya bayangkan, pengalaman organisasi saya cukup lumayan saat SMP tapi tidak saat SMK.  Yaa SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), saya memilih untuk bersekolah di SMKN 46 Jakarta.  Mungkin untuk murid yang mengambil jurusan Administrasi Perkantoran seperti saya, organisasi adalah makanan saya setiap hari.  Tidak ada mata pelajaran yang tidak membahas tentang organisasi, bahkan ada matapelajaran khusus yang mempelajari suatu organisasi.  Karena hal itu, saya merasa kecil hati dengan pengalaman yang saya punya, itu tidak cukup bahkan belum memenuhi sebagai organisasi.  Saya merasa, kurang pantas jika saya memberanikan diri sebagai salah satu pengurus dalam kelas maupun OSIS.

Namun semua itu berbeda dari yang harapkan, saat berada di tingkat 11 (sebelas) saya terpilih sebagai bendahara II, jabatan yang cukup menegangkan bagi saya, karena tugasnya yang harus membawa dan menyimpan uang kelas.  Tugas saya saat itu hanya membantu bendahara I dalam mengumpulkan uang kas dan pada saat atletik tugas saya adalah mengumpulkan uang atletik anak kelas.  Memang kelihatannya sangat mudah, namun jika dilihat kembali saya harus menunggu semua anak kelas hadir dalam GOR baru saya mulai masuk untuk mengikuti tes atletik.  Bahkan saya pernah menunggu hingga teman saya yang lain sudah ingin pulang, saya baru masuk dan mulai mengikuti tes atletik .  Hufft cukup melelahkan memang. 

Selain pengalaman organisasi saya di sekolah, saya juga mengikuti organisasi yang ada di rumah saya.  Salah satu contohnya adalah Karang Taruna.  Kalau didaerah saya, Karang Taruna disebut sebaga REDESI yang memiliki singkatan dari Remaja Delapan Sembilan.  Maksudnya adalah remaja-remaja dari rt.08 dan rt.09.  Dari sana saya juga belajar berorganisasi.  Saya masuk REDESI saat saya berada di tingkat  8 (delapan)dan menjadi anggota dalam REDESI.

Dalam Karang Taruna tersebut banyak kegiatan yang dilakukan salah satunya dalam mempersiapkan hari kemerdekaan.  Jika hari kemerdekaan sudah di depan mata, para remaja sibuk mempersiapkan semua hal untuk merayakannya. Mulai dari memasang bendera, memasang tenda untuk acara perlombaan sampai rapat untuk acara perlombaan itu sendiri.  Cukup menguras tenaga memang, tapi kembali lagi, saya mendapatkan kesenangan yang cukup saya rasakan dalam organisasi tersebut.  Banyak hal yang sebelumnya belum pernah saya lakukan, tapi dalam organisasi saya merasakan itu semua.  Banyak pelajaran juga dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan organisasi tersebut, mulai dari pentingnya komunikasi antar anggota, pentingnya koordinasi dan perlunya pemimpin yang cukup ahli dalam bidang tersebut.


Itulah sedikit pengalaman saya mengenai organisasi, ada senang da nada juga sedihnya, tapi itulah hidup selalu berpasangan.  Inti dari semua itu adalah kita mau mencoba terjun dalam organisasi dan kau akan temukan hal-hal menarik didalamnya. Jangan takut dulu sebelum mencoba, karena kau akan kehilangan hal-hal menarik tersebut.  SO JOIN WITH ORGANIZATION,,,,,
22 Oktober 2013

Bab 4 Motivasi dan Keterlibatan

MOTIVASI DAN KETERLIBATAN

Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan adalah tugas penting bagi seorang pemasar, oleh karena itu produsen harus memiliki strategi khusus dalam strategi pemasarannya.  Motivasi berasal dari kata Latin movere yang artinya dorangan atau menggerakkan.  Motivasi menjadi penting karena motivasi merupakan hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia.  Motivasi semakin penting agar konsumen mendapatkan tujuan yang diinginkannya secara optimal.

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energy) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsic) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).

Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.  Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer dan peneliti terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang.

Perilaku yang termotivasi diprakasai oleh pengaktifan kebutuhan atau pengenalan kebutuhan.  Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika ada yang diinginkan atau yang disukai.  Konsumen selalu dihadapkan pada persoalan biaya atau pengorbanan yang akan dikeluarkan dan seberapa penting produk yang dibutuhkan dan diinginkan.  Oleh karena itu konsumen akan dihadapkan pada persoalan motivasi dan pendorong.  Motivasi konsumen adalah keadaan didalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.

Dinamika Proses Motivasi
Kebutuhan yang dirasakan dapat diaktifkan dengan cara yang berbeda.  Manusia juga memiliki kapasitas untuk membayangkan konsekuensi yang diinginkan dari tindakan tertentu.   Contoh  : ketika kita melewati toko yang sedang menawarkan diskon harga, seketika itu juga kita merasakan bahwa kita membutuhkan barang yang sedang diskon tersebut.  Kebutuhkan yang diaktifkan akhirnya menjadi dieksporesikan dalam perilaku dan pembelian serta konsumsi dalam bentuk dua jenis manfaat yaitu manfaat utilitarian dan manfaat hedonic.
Manfaat utilitarian, merupakan atribut produk fungsional yang objektif.
Manfaat hedonic, mencakupi respon emosional, kesenangan panca indera, mimpi, dan pertimbangan estesisi.

Agar pemberian motivasi berjalan dengan lancar, maka harus ada proses motivasi :
  1.       Tujuan, Perusahaan harus bisa menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai.
  2.       Mengetahui Kepentingan, Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata.
  3.       Komunikasi Efektif, Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa didapatkan.
  4.       Integrasi Tujuan, Proses motvasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen.
  5.       Fasilitas, Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

TUJUAN MOTIVASI KONSUMEN
   a.       Meningkatkan kepuasan
   b.      Mempertahankan loyalitas
   c.       Efisiensi
   d.      Efektivitas
   e.      Menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara produsen dengan konsumen.

Strategi yang digunakan untuk melacak kepuasan konsumen
   1.       Suara konsumen
   2.       Survei kepuasan pelanggan
   3.       Belanja acak
   4.       Analisa kehilangan pelanggan.

Asas Motivasi
Haruslah dapat meningkatkan produktivitas pembelian dan memberikan kepuasan kepada konsumen.
   a.       Asas Mengikutsertakan
   b.      Asas Komunikasi
   c.       Asas Pengakuan
   d.      Asas Wewenang yang didelegasikan
   e.      Asas Perhatian Timbal Balik

KETERLIBATAN
                Keterlibatan adalah tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan dan atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus didalam situasi spesifik hingga jangkauan kehadirannya, konsumen bertindak dengan sengaja untuk meminimumkan resiko dan memaksimumkan manfaat yang diperoleh dari pembelian dan pemakaian.
                Keterlibatan mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya arah relevansi personal suatu objek, kejadian atau aktivitas.  Konsumen yang melihat bahwa produk yang memiliki konsekuensi relevan secara pribadi dikatakan terlibat dengan produk dan memiliki hubungan dengan produk tersebut.

Fokus Keterlibatan
                Beberapa konsumen sangat tertarik dengan kegiatan yang berkaitan dengan pemasaran seperti mengumpulkan kupon diskon, belanja pakaian, mencari harga terendah, atau tawar-menawar dengan penjual.  Sangatlah penting jika seorang pemasar harus mengidentifiasikan focus keterlibatan konsumen dengan jelas.  Pemasar perlu mengetahui dengan cepat apa yang disebut sebagai releva n secara pribadi oleh konsumen : produk/merek, objek, pperilaku, kejadian, situasi, lingkungan, atau bahkan semua hal diatas.  Karena sebagian besar pemasar tertarik dengan keterlibatan konsumen dengan produk dan merek.

Fakto-faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan
   a.       Relevansi-Pribadi Instrinsik, mengacu pada pengetahuan arti akhir konsumen yang disimpan dalam ingatan.  Konsumen mendapatkan pengetahuan arti-akhir ini melalui pengalaman masa lalu mereka terhadap suatu produk.  Pada saat menggunakan suatu produk, konsumen belajar bahwa ciri produk tertentu memiliki konsekuensi yng dapat membantu mencapai tujuan dan nilai yang penting.
   b.      Relevansi-Pribadi Situasional, ditentukan oleh aspek lingkungan fisik dan sosial yang ada disekitar kita yang dengan cepat mengaktifkan konsekuensi dan nilai ppenting, sehingga membuat produk dan merek yang terlihat secara pribadi dan relevan.

Sumber :
http://www.psychologymania.com/2011/09/teori-teori-motivasi-motivation.html

Bab 4 Motivasi dan Keterlibatan

MOTIVASI DAN KETERLIBATAN

Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan adalah tugas penting bagi seorang pemasar, oleh karena itu produsen harus memiliki strategi khusus dalam strategi pemasarannya.  Motivasi berasal dari kata Latin movere yang artinya dorangan atau menggerakkan.  Motivasi menjadi penting karena motivasi merupakan hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia.  Motivasi semakin penting agar konsumen mendapatkan tujuan yang diinginkannya secara optimal.

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energy) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsic) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).

Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.  Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer dan peneliti terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang.

Perilaku yang termotivasi diprakasai oleh pengaktifan kebutuhan atau pengenalan kebutuhan.  Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika ada yang diinginkan atau yang disukai.  Konsumen selalu dihadapkan pada persoalan biaya atau pengorbanan yang akan dikeluarkan dan seberapa penting produk yang dibutuhkan dan diinginkan.  Oleh karena itu konsumen akan dihadapkan pada persoalan motivasi dan pendorong.  Motivasi konsumen adalah keadaan didalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.

Dinamika Proses Motivasi
Kebutuhan yang dirasakan dapat diaktifkan dengan cara yang berbeda.  Manusia juga memiliki kapasitas untuk membayangkan konsekuensi yang diinginkan dari tindakan tertentu.   Contoh  : ketika kita melewati toko yang sedang menawarkan diskon harga, seketika itu juga kita merasakan bahwa kita membutuhkan barang yang sedang diskon tersebut.  Kebutuhkan yang diaktifkan akhirnya menjadi dieksporesikan dalam perilaku dan pembelian serta konsumsi dalam bentuk dua jenis manfaat yaitu manfaat utilitarian dan manfaat hedonic.
Manfaat utilitarian, merupakan atribut produk fungsional yang objektif.
Manfaat hedonic, mencakupi respon emosional, kesenangan panca indera, mimpi, dan pertimbangan estesisi.

Agar pemberian motivasi berjalan dengan lancar, maka harus ada proses motivasi :
  1.       Tujuan, Perusahaan harus bisa menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai.
  2.       Mengetahui Kepentingan, Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata.
  3.       Komunikasi Efektif, Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa didapatkan.
  4.       Integrasi Tujuan, Proses motvasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen.
  5.       Fasilitas, Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

TUJUAN MOTIVASI KONSUMEN
   a.       Meningkatkan kepuasan
   b.      Mempertahankan loyalitas
   c.       Efisiensi
   d.      Efektivitas
   e.      Menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara produsen dengan konsumen.

Strategi yang digunakan untuk melacak kepuasan konsumen
   1.       Suara konsumen
   2.       Survei kepuasan pelanggan
   3.       Belanja acak
   4.       Analisa kehilangan pelanggan.

Asas Motivasi
Haruslah dapat meningkatkan produktivitas pembelian dan memberikan kepuasan kepada konsumen.
   a.       Asas Mengikutsertakan
   b.      Asas Komunikasi
   c.       Asas Pengakuan
   d.      Asas Wewenang yang didelegasikan
   e.      Asas Perhatian Timbal Balik

KETERLIBATAN
                Keterlibatan adalah tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan dan atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus didalam situasi spesifik hingga jangkauan kehadirannya, konsumen bertindak dengan sengaja untuk meminimumkan resiko dan memaksimumkan manfaat yang diperoleh dari pembelian dan pemakaian.
                Keterlibatan mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya arah relevansi personal suatu objek, kejadian atau aktivitas.  Konsumen yang melihat bahwa produk yang memiliki konsekuensi relevan secara pribadi dikatakan terlibat dengan produk dan memiliki hubungan dengan produk tersebut.

Fokus Keterlibatan
                Beberapa konsumen sangat tertarik dengan kegiatan yang berkaitan dengan pemasaran seperti mengumpulkan kupon diskon, belanja pakaian, mencari harga terendah, atau tawar-menawar dengan penjual.  Sangatlah penting jika seorang pemasar harus mengidentifiasikan focus keterlibatan konsumen dengan jelas.  Pemasar perlu mengetahui dengan cepat apa yang disebut sebagai releva n secara pribadi oleh konsumen : produk/merek, objek, pperilaku, kejadian, situasi, lingkungan, atau bahkan semua hal diatas.  Karena sebagian besar pemasar tertarik dengan keterlibatan konsumen dengan produk dan merek.

Fakto-faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan
   a.       Relevansi-Pribadi Instrinsik, mengacu pada pengetahuan arti akhir konsumen yang disimpan dalam ingatan.  Konsumen mendapatkan pengetahuan arti-akhir ini melalui pengalaman masa lalu mereka terhadap suatu produk.  Pada saat menggunakan suatu produk, konsumen belajar bahwa ciri produk tertentu memiliki konsekuensi yng dapat membantu mencapai tujuan dan nilai yang penting.
   b.      Relevansi-Pribadi Situasional, ditentukan oleh aspek lingkungan fisik dan sosial yang ada disekitar kita yang dengan cepat mengaktifkan konsekuensi dan nilai ppenting, sehingga membuat produk dan merek yang terlihat secara pribadi dan relevan.

Sumber :
http://www.psychologymania.com/2011/09/teori-teori-motivasi-motivation.html
16 Oktober 2013

Bab 3 Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN

Periset pemasaran telah mengembangkan “model tingkat” proses keputusan pembelian konsumen melalui 5 (lima) tahap :
  
  1.       Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh   rangsangan internal atau eksternal.  Pemasar harus mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan     tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen.  Lalu mereka dapat mengembangkan   strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.

  2.       Pencarian Informasi
Ternyata, konsumen sering mencari jumlah informasi yang terbatas.  Kita dapat membedakan antara dua tingkat keterlibatan dengan pencarian.  Keadaan pencarian yang kebih rendah disebut perhatian tajam.  Pada tingkat berikutnya, seseorang dapat memasuki pencarian informasi aktif.

  3.       Evaluasi Alternatif
Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses evaluasi : Pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan.  Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.  Ketiga, konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini.

  4.       Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antarmerek dalam kumpulan pilihan.  Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling disukai.

  5.       Perilaku Pascapembelian
Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya.  Karena itu tugas pemasar tidak berakhir dengan pembelian.  Pemasar harus mengamati kepuasaan pascapembelian, tindakan pascapembelian, dan penggunaan produk pascapembelian.

Proses Pengambilan Keputusan

 Menurut Kotler (2005a:220), terdapat lima peran dalam keputusan pembelian, yaitu :
a.       Initiator, orang yang mengusulkan gagasan untuk membeli.
b.      Influencer, orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan.
c.       Decision maker, orang yang mengambil keputusan.
d.      Buyer, orang yang melakukan pembelian actual.
e.      User, orang yan mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tertentu.

Tipe-Tipe proses pengambilan keputusan (Decision Making) adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.  Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
  1)      Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat deprogram.  Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah.
  2)      Keputusan setengah terprogram/setengah terstruktur : keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur.  Keputusan ini seringnya bersifat rumitdan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yan terperinci.
  3)      Keputusan tidak terprogram/tidak terstruktur : keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi.  Keputusan inin terjadi di manajemen tingkat atas.  Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.

Selain itu, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan oleh konsumen yaitu :
   a.       Faktor Pribadi (Individual Consumer)
Pemilihan terhadap merek dipengaruhi oelh kebutuhan konsumen, persepsi terhadap karakteristik merek, dan sikap mereka terhadap merek.

   b.      Pengaruh Lingkungan (Enviromental Influences)
Lingkungan yang mempengaruhi pembelian oleh seorang konsumen dalam kultur, kelas sosial, keluarga, kelompok masyarakat, dan situasi pada saat itu.

   c.       Strategi Pemasaran (Marketing Strategy)
Variebel-variabel yang berpengaruh dari strategi pemasaran adalah produk, harga, promosi, dan distribusi.  Pemasar harus mendapatkan informasi tentang tanggapan konsumen terhadapa strategi pemasaran atau marketing mix untuk mengevaluasi kesempatan pasar sebelum mereka mengembangkan strategi pemasaran yang baru.

Segera setelah konsumen membuat keputusan, pengevaluasian setelah pembelian (yang merupakan umpan balik dari konsumen terjadi selama pengevalusian) konsumen belajar dari pengalaman dan mungkin menambah pola konsumen dalam mencari informasi, menilai suatu merek, menyeleksi suatu merek.  Pengalaman konsumen akan mempengaruhi langsung apakah merek yang sama akan dibeli lagi.

Sementara umpan balik dari tanggapan konsumen bagi pemasar adalah dalam bentuk data penjualan dan pangsa pasar, namun informasi in belum cukup karena tidak memberikan pengetahuan mengapa konsumen membeli atau menyediakan informasi atas kekuatan dan kelemahan merek pemasar dan situasi persaingan.

Sumber :
http://www.wattpad.com/4248480-pengertian-perilaku-konsumen-tipe-tipe-proses