Copyright © CORETAN PENA
Design by Dzignine
30 Maret 2014

Metode Penelitian Ilmiah untuk Menjawab Pertanyaan Ilmiah

PEMAKAIAN METODE ILMIAH UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN ILMIAH


Metode Ilmiah merupakan teknik merumuskan pertanyaan dan menjawab pertanyaan melalui kegiatan observasi.  Cara kerja ilmuawan dengan menerapkan langkah-langkah metode ilmiah dikenal dengan kerja ilmiah.  Keterampilan kerja ilmiah yang harus dimilki seorang peneliti adalah :
1.     Mampu melakukan pengamatan.
2.     Mampu mengelompokkan objek-objek yang diteliti (klasifikasi).

Banyak pertanyaan yang diajukan tidak jelas dan tidak layak sebagai pertanyaan penelitian.  Terlalu memberi kesan remeh dan tidak menarik untuk membacanya.  Walaupun sangat menarik tema atau topic yang akan diteliti, tetapi jika pertanyaannya tidak dirumuskan dengan baik, penelitian tersebut tidak menarik minat orang untuk membacanya.  Jika hal ini terjadi hasil penelitian tidak banyak memberikan manfaat karena tidak dibaca orang.  Padahal salah satu syarat penelitian yang baik adalah memberikan manfaat, baik secara teoritik maupun praktisi.

Kemampuan dalam mengajukkan pertanyaan sangat membantu dalam kerja ilmiah yaitu merumuskan masalah.  Pertanyaan adalah sebuah kalimat interogatif yang membutuhkan jawaban, sedangkan bertanya adalah kegiatan untuk meminta keterangan atau penjelasan tentang sesuatu atau merupakan salah satu usaha untuk tahu tentang sesuatu.
                           
Ada beberapa tipe pertanyaan dilihat dari sisi sifatnya yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup.  Pertanyaan terbuka apabila pertanyaan tersebut menuntut berbagai alternative jawaban dan jawabannya bersifar divergen.  Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang menuntut jawaban tunggal dan jawabannya bersifat konvergen.

Pertanyaan menurut Bloom (Taksonomi Bloom) :
1.    Pertanyaan pengetahuan, contoh : Apa yang diperlukan agar tanaman tumbuh dengan baik?
2.     Pertanyaan pemahaman, contoh : Apa yang dimaksud dengan populasi ?
3.     Pertanyaan sintesis, contoh :  Apa saja faktor yang dapat mempercepat erosi ?
4.     Pertanyaan aplikatif/penerapan, contoh :  Usaha apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah penularan flu burung ?
5.     Pertanyaan analisis, contoh : Perhatikan bagan rantai makanan pada ekosistem sawah berikut.  Apa yang terjadi apabila populasi tikus punah ?
6.  Pertanyaan evalusai, contoh :  Mana yang lebih menguntungkan, menanam dengan system monokultur atau system tumpang sari ?

Dalam kegiatan ilmiah, ada empat macam pertanyaan yang perlu dikembangkan, yaitu :
a.     Pertanyaan untuk mengungkap fakta,
b.     Pertanyaan tentang prosedur,
c.      Pertanyaan tentang penggunaan alat dan bahan,
d.     Pertanyaan untuk merancang suatu kegiatan.

Syarat Pertanyaan Penelitian
Pada hakikatnya pertanyaan penelitian dirumuskan dengan melihat kesenjangan yang terjadi antara :
1.  Apa yang seharusnya terjadi (prescriptive) dan yang sebenarnya terjadi (descriptive).
2.  Apa yang diperlukan (what is needed) dan apa yang tersedia (what is available).
3.  Apa yang diharapkan (what is expected) dan apa yang dicapai (what is achieved).

Pertanyaan penelitian selalu diawali dengan munculnya masalah yang sering disebut sebagai fenomena atau gejala tertentu.  Tetapi tidak semua masalah bisa diajukan sebagai masalah penelitian.  Ada syarat tertentu yang harus dipenuhi agar bisa diangkat sebagai masalah penelitian.  Berdasarkan kajian referensi buku-buku metodologi penelitian, setidaknya terdapat tujuh syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
a.     Tersedia data atau informasi untuk menjawabnya.
b. Data atau informasi tersebut diperoleh melalui metode ilmiah, seperti wawancara, observasi, kuesioner, dokumentasi, partisipasi, dan evaluasi/tes.
c. Memenuhi persyaratan orisinalitas diketahui melalui pemetaan penelitian terdahulu (state of the arts).
d. Memberikan sumbangan teoritik yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
e.     Menyangkut isu kontroversial dan unik yang sedang hangat terjadi.
f. Masalah tersebut memerlukan jawaban serta pemecahan segera tetapi jawabannya belum diketahui masyarakat luas.
g.   Masalah itu diajukan dalam batas minat (bidang studi) dan kemampuan peneliti.

Ciri Masalah Penelitian yang Baik
1.     Memiliki nilai kebaruan (novelty).
2.     Jawabannya penting untuk diketahui masyarakat luas.
3.     Memiliki nilai guna atau manfaat.
4.     Fisibel, artinya terjangkau dari sisi perolehan data, biaya, waktu, dan kualifikasi peneliti.
5. Tidak bertentangan dengan norma atau nilai yang ada di tempat penelitian dilakukan.

Daftar Pustaka :
-  Balunx, Heri. 2011. “Metode Ilmiah”. Dalam http://heribalunx.blogspot.com/2011/11/ipa-smk-kelas-x.html .
-          
                    Rahadjo, Mudjia. 2011. “Merumuskan Pertanyaan Penelitian (Bahan Kuliah Metodologi Penelitian Program S2 MPI)”. Dalam http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id/materi-kuliah/283-merumuskan-pertanyaan-penelitian.html .
18 Maret 2014

Konsep Penalaran Ilmiah dalam Kaitannya dengan Penulisan Ilmiah

PENALARAN DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH

Penalaran atau dalam bahasa inggris disebut reasoning adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubungkan fakta-fakta atau data yang sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.  Dengan kata lain, penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis.  Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi yang baru yang sebelumnya tidak diketahui.  Proses inilah yang disebut menalar.  Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.  Penalaran disini adalah proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis berdasarkan fakta yang relevan.

Prinsip dan Unsur Penalaran
Penulisan ilmiah mengemukakan dan membahas fakta secara logis dan sistematis dengan bahasa yang baik dan benar.  Ini berarti bahwa untuk menulis penulisan ilmiah diperlukan kemampuan menalar secara ilmiah.

Menulis Sebagai Proses Penalaran
Menulis merupakan proses bernalar.  Untuk menulis mengenai suatu topic kita harus berpikir, menghubungkan berbagai fakta, membandingkan , dan sebagainya.  Dalam tulisan ini akan dibahas aspek penalaran dalam suatu karangan atau penulisan.

Berpikir dan Bernalar
Setiap saat selama kita masih bernafas, terutama dalam keadaan terjaga (tidak tidur), kita selalu berpikir.  Berpikir merupakan kegiatan mental.  Pada waktu kita berpikir, dalam benak kita timbul serangkaian gambar tentang sesuatu yang tidak hadir secara nyata.  Kegiatan ini mungkin tidak terkendali, terjadi dengan sendirinya, tanpa kesadaran, misalnya pada saat-saat kita melamun.  Kegiatan berpikir yang lebih tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan dan bertujuan untuk sampai pada suatu kesimpulan.  Jenis kegiatan berpikir yang terakhir inilah yang disebut kegiatan menalar.

Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Proses Penalaran
Disini, yang dimaksud dengan penggunaan Bahasa Indonesia dalam proses penalaran adalah Penulisan Ilmiah.

a.       Konsep Ilmiah
Ilmiah adalah sesuatu yang didasarkan atas ilmu pengetahuan.  Kata ilmu sendiri merupakan kata serapan dari bahasa Arab “ilm” yang berarti memahami, mengerti atau mengetahui.  Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan.
      
      b.      Persyaratan Ilmiah
1.       Obyektif
Dalam mengkaji obyek yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuain antara tahu dengan obyek.
2.       Metodis
Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.
3.       Sistematis
Ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu system yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya.
4.       Universal
Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu).

Peranan Bahasa Indonesia dalam Konsep Ilmiah
Dalam penyajian sebuah Konsep Ilmiah, Bahasa Indonesia mempunyai peranan penting dengan dibakukannya Ejaan sesuai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).  Dengan ejaan sesuai EYD ini, Bahasa Indonesia memiliki susunan struktur bahasa yang Obyektif, Metodis, Sistematis, dan Universal.

Peranan tersebut, mencakup penggunaan Bahasa Indonesia dalam publikasi artikel maupun tulisan-tulisan ilmiah, baik berupa karya tulis, penulisan ilmiah, maupun skripsi dimana penerapannya harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.  Beberapa hal misalnya tentang penggunaan huruf kapital : bahwa pada setiap awal kalimat harus diawali dengan huruf kapital, dan huruf kapital juga dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, peristiwa sejarah.

Daftar Pustaka  :
·         Utomo, Budi Prasetyo. 2012. “Penalaran dalam Menulis Sebuah Karya Ilmiah”. Dalam http://tugasbudi.blogspot.com/2012/03/penalaran-dalam-menulis-sebuah-karya.html .
·         Putri, Sendy Octaviani. 2013. “Penggunaan Penalaran dalam Proses Berbahasa”. Dalam http://sendylicious.blogspot.com/2013/03/penggunaan-penalaran-dalam-proses.html .

·      Hadi. 2013. “Penalaran dalam Penulisan Karya Ilmiah”.  Dalam http://hadi27.wordpress.com/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah/  .
16 Maret 2014

Metode Ilmiah dan Sikap Ilmiah

Teori yang Berhubungan dengan Metode Ilmiah dan Sikap Ilmiah

Sebelum menjelaskan teori ya ng berhubungan dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah, penulis akan menjelaskan penjelasan dari metode ilmiah dan sikap ilmiah itu secara terpisah.

Metode Ilmiah

Metode Ilmiah merupakan suatu proses keilmuan dalam memperoleh pengetahuan secara sistematatis berdasarkan bukti yang nyata guna memperoleh penyelesaian dari permasalahan yang sedang dihadapi.  Proses keilmuan dilakukan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisik.  Sistematis disini memiliki arti bahwa dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. 

Metode Ilmiah menggunakan langkah-langkah yang sistematis dan terkontrol.  Pelaksanaan metode ilmiah ini meliputi enam tahap, yaitu  :
      1.       Mengadakan penelitian lalu merumuskan masalah,
      2.       Mengumpulkan data- data atau keterangan yang ada,
      3.       Menyusun hipotesis atau hipotesa,
      4.       Menguji hipotesis atau hipotesa dengan melakukan percobaan atau penelitian,
      5.       Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik untuk menghasilkan kesimpulan, dan
      6.       Menguji kesimpulan.

Tujuan dalam mempelajari metode ilmiah adalah salah satu bentuk harapan untuk masa depan.  Oleh karena itu, dalam penulisan ilmiah kita tidak diperbolehkan asal menulis atau mengindahkan kaidah-kaidah dalam penulisan ilmiah.  Dalam penulisan ilmiah, kita harus mempunyai metode agar tulisan dapat dipahami dan dimengerti oleh pembaca dikemudian hari.  Berikut beberapa tujuan dalam mempelajari metode ilmiah  :
      a.       Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis,
      b.      Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis, dan
      c.       Meningkatkan pengetahuan tentang mekanismen penulisan karangan ilmiah.

Selain tujuan, terdapat pula manfaat yang diperoleh dari metode ilmiah.  Berikut manfaat dari metode ilmiah :
      1.       Untuk menghasilkan penemuan berguna,
      2.       Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,
      3.       Untuk memecahkan suatu masalah dengan penalaran, dan
      4.       Untuk mengungkapkan kembali rahasia alam yang belum terungkap.

Kriteria Metode Ilmiah supaya dapat digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut  :
      a.       Berdasarkan fakta,
      b.      Bebas dari prasangka,
      c.       Menggunakan prinsip analisa, dan
      d.      Menggunakan hipotesa.

Metode itu sendiri dapat diambil dari berbagai cara, yaitu :
      1)      Prasangka, yaitu suatu anggapan benar yang kemungkinan benar atau kadang-kadang, malah tidak benar.

      2)      Intuisi, yaitu suatu pendapat seseorang yang diangkat dari perbendaharaan pengetahuannya terdahulu melalui proses yang tidak disadari.

      3)      Trial and error, yaitu metode coba-coba atau untung-untungan.

Sikap Ilmiah

Sikap Ilmiah adalah suatu sikap yang menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal putus asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan.  Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.  Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai forum ilmiah, misalnya dalam seminar, diskusi, loka karya, sara sehan, dan penulisan karya ilmiah.

Metode Ilmiah didasari oleh adanya sikap ilmiah.  Sikap-sikap ilmiah tersebut meliputi :
      1.       Obyektif terhadap fakta. 
      2.       Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan itu.
      3.       Berhati terbuka artinya menerima pandangan atau gagasan orang lain.
      4.       Tidak mencampur adukkan fakta dengan pendapat.
      5.       Bersikap hati-hati.
      6.       Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi.
      7.       Sikap menghargai karya orang lain.
      8.       Sikap tekun.
      9.       Sikap berani mempertahankan kebenaran.
     10.   Sikap menjangkau ke depan.

Didalam melakukan penelitian atau pengamatan tidak terlepas dari kegiatan atau eksperimen.  Eksperimen sangat menarik, tetapi sekaligus membahayakan.  Untuk itu, kita perlu mempunyai sikap dalam melakukan pengamatan supaya dalam bereksperimen dapat berjalan dengan baik.


Daftar Pustaka  :
      -          Novianti, Herlins. 2012. “Pengertian Sikap Ilmiah”. Dalam http://herlinsnovianti.blogspot.com/2012/11/sikap-ilmiah-pengertian.html .

      -          Karlina, Alita Linjzia., dkk. 2013. “Makalah Metode Ilmiah, Sikap Ilmiah dan Langkah-Langkah Operasional Metode Ilmiah”. Dalam  http://deskamudina.blogspot.com/2013/02/makalah-metode-ilmiah-sikap-ilmiah_12.html .

      -          Dzulfikar, Shofi. 2013. “Pengertian Metode Ilmiah, Tujuan Memperlajari Metode Penulisan Ilmiah, Sikap Ilmiah dan Langkah-Langkah Pelaksanaan PI”. Dalam  http://shofidzulfikar41.blogspot.com/2013/05/pengertian-metode-ilmiah-tujuan.html .

      -          Siska. 2012. “Pengertiang Sikap Ilmiah dan Metode Ilmiah”.  Dalam http://matakristal.com/pengertian-sikap-ilmiah-dan-metode-ilmiah/ .

      -          Stefy, Inda Wahyuni. 2013. “Sikap-Sikap Ilmiah”.  Dalam http://indayani010.blogspot.com/2013/03/sikap-sikap-ilmiah.html .


      -          Afritayuanita.  2011. “ Apa itu Metode Ilmiah??”. Dalam http://afritayuanita.wordpress.com/2011/02/24/apa-itu-metode-ilmiah/  .  
13 Maret 2014

Teori yang Berhubungan dengan Penalaran

PENALARAN

Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia yang menghubungkan data/fakta yang ada sehingga memperoleh suatu simpulan.  Fakta/data yang akan digunakan dalam penalaran itu boleh benar atau tidak.  Kalimat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu disebut proposisi.  Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis.  Berdasarkan sejumlah proposisi yang sudah diketahui, orang lain akan menyimpulkan sebuah proposisi baru yang belum diketahui sebelumnya.  Proses inilah yang disebut menalar.  Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah.  Dari proses penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan penalaran deduktif.  Penalaran ilmiah mencakup kedua proses penalaran itu.

Dalam penalaran proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut premis (antesedence) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).  Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Melalui proses penalaran, kita memperoleh kesimpulan yang berupa asumsi, hipotesis atau teori.  Penalaran disini adalah proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis berdasarkan fakta yang relevan.

Ciri-ciri Penalaran :
      1.       Adanya suatu pola berpikir yang luas dapat disebut sebagai logika (penalaran merupakan suatu pola berpikir logis).

      2.       Sifat analitik dari proses berpikir.  Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.  Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.

Menurut tim balai pustaka istilah penalaran mengandung tiga pengerian diantaranya  :
      a.       Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis.
      b.      Hal dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa peruasaan atau pengalaman.
      c.       Proses mental dalam mengembangkan dan mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.

Pengetian Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif sebagai suatu istilah dalam penalaran, deduktif atau deduksi adalah suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan.  Dalam penalaran deduktif, penulis tidak perlu mengumpulkan fakta-fakta, yang perlu baginya adalah suatu proposisi umum dan suatu proposisi yang mengidentifikasi suatu peristiwa khusus yang bertalian dengan proposisi umum tadi.  Bila identifikasi dan proposisinya sudah benar, maka dapat diharapkan suatu kesimpulan yang benar.

Macam-macam penalaran deduktif, adalah :
      1.       Silogisme, adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif.  Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).  Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contoh : 
Andi adalah seorang pecinta hewan.
Kucing adalah hewan.
Andi adalah pecinta kucing.

      2.       Entimen, adalah penalaran deduksi secara langsung dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Siswa teladan ialah siswa yang selalu mematuhi peraturan di sekolah.
Mirabela adalah siswa teladan.
Mirabela tidak mungkin tidak mematuhi peraturan di sekolah.

Pengertian Penalaran Induktif
Penalaran Induktif  adalah proses penalaran untuk mencari kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut induksi. 

Macam-macam Penalaran Induktif, adalah :
      1.       Generalisasi, adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis individual yang diselidiki.

      2.       Analogi, adalah suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan/referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan.

      3.       Hubungan Kausal, adalah cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang memiliki pola hubungan sebab akibat.  Salah satu variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen).

Daftar Pustaka :
      -          Hertyn. 2013. “Teori Penalaran”. Dalam http://hertynfrianka.blogspot.com/2013/03/teori-penalaran_22.html .
      
      -          Ellicia, Xsa Nency. 2011. “Penalaran Deduktif”. Dalam http://xsaelicia.blogspot.com/2011/11/penalaran-deduktif.html .
      
      -          Rukiyah, Kiki. 2012. “Penalaran Deduktif ,Penalaran Indukti, dan Silogisme”. Dalam http://kiki-tuingtuing.blogspot.com/2012/03/penalaran-deduktif-penalaran-induktif.html .

      -          Sithie. 2012. “Arti dan Contoh dari Penalaran, Induktif, dan Deduktif”. Dalam http://hadasiti.blogspot.com/2012/03/arti-dan-contoh-dari-penaralan-induktif.html .


      -          Wildan, Muhammad Arhamul. 2012. “Metode Penalaran Deduktif dan Induktif”. Dalam http://arhamulwildan.blogspot.com/2012/03/metode-penalaran-deduktif-dan-induktif.html .
11 Maret 2014

Kucing

KUCING...

Kucingku Belang, Beranak Belang,,

Pasti semua tahu dong sepenggal lagu diatas,, yaap lagu diatas menceritakan hewan peliharaan kucing yang mempunyai kesamaan dengan induknya.

Alasan mengapa penulis menceritakan tentang kucing, karena belakang ini penulis melihat berita di televisi, kalau terdapat penembakan beberapa anak kucing yang berakhir dilaporkannya pelaku penembakan ke pihak yang berwajib.  Sungguh miris memang,,.  Bagi para pencinta kucing –termasuk penulis, mendengar hal seperti ini bagaikan petir di siang bolong.  Hal seperti ini sungguh tidak pantas untuk dicontoh apalagi pelaku penembakan memposting foto setelah penembakan tersebut ke salah satu media sosial.  Itu merupakan hal yang kurang pantas, karena foto tersebut sungguh tidak pantas untuk dipublikasikan.

Namun, bagi orang yang tidak begitu fanatic kepada kucing –hewan yang menggemaskan itu, hal seperti ini tidak berarti apa-apa.  Bagi penulis kucing adalah sahabat sekaligus anggota keluarga yang harus dijaga.  Kucing mampu memberikan perasaan yang berbeda jika kita melihat tingkah laku hewan tersebut.

Lanjut lagi ke materi sebelumnya.  Menurut orang banyak kucing adalah salah satu hewan kesayangan Nabi Muhammad saw.  Menurut tetangga penulis, jika kita menabrak kucing dan bangkai kucing tersebut tidak dikuburkan maka orang yang menabrak kucing tersebut akan mengalami kesialan.  Yaa percaya gak percaya siih yaa, soalnya penulis gak mau bereksperimen kalau tentang masalah seperti ini hehehe… tapi kalo boleh penulis berkomentar, hewan apapun itu kita tidak boleh menyakitinya.  Kita hidup didunia ini tidak sendiri ada hewan, tumbuhan, dan benda-benda lainnya.  Sebagai makhluk yang berakal dan khalifah dibumi, kita manusia seharusnya menjaga, melindungi, dan merawat setiap apa saja yang ada dibumi untuk menjaga keseimbangan alam jagat raya ini.

Hal yang Ingin Kita Rasakan

KEBAHAGIAAN

Kita hidup didunia ini pasti ingin hidup bahagia, terlepas dari mengerti atau tidaknya kita akan arti bahagia itu sendiri.  Banyak hal yang dapat membuat orang merasakan kebahagian.  Masing-masing dari kita pun dapat mengartikan bahagia itu secara luas.

Disini penulis mengungkapkan apa itu arti bahagia dilihat dari sisi penulis.  Penulis adalah seorang wanita, yang berasal dari sebuah daerah yang ada dipinggiran ibukota salah satu negara anggota G20 yaap Jakarta yang berada di Indonesia.  Ibukota terkenal sebagai salah satu kota terpadat didunia.  Bayangkan dengan luas daerah yang tidak cukup besar bagi para penduduknya tersebut, Jakarta mempunyai daya tarik yang cukup kuat untuk para pendatang.  Jika dilihat secara kasat mata mana mungkin daerah yang hanya seluas itu mempunyai penduduk yang cukup banyak bahkan mampu memberikan “makan” untuk penduduknya tersebut.

Yaah itulah Jakarta, begitu banyak cerita yang tersimpan didalamnya.  Namun, dengan kondisi yang seperti ini apakah penduduk Jakarta merasakan kebahagian.  Kebahagiaan itu relative, setiap orang bisa mengarti kebahagiaan itu menurut pendapat mereka masing-masing, begitu juga penulis.

Kebahagian menurut penulis adalah kondisi dimana diri kita merasakan suasana dengan perasaan yang menggembirakan baik secara terus menerus ataupun hanya beberapa waktu saja. 

Belakangan ini penulis sedang merasakan apa itu kebahagiaan.  Sebenarnya, kebahagiaan itu dapat kita rasakan sepanjang waktu bahkan sepanjang hidup kita, tergantung dari diri kita apa ingin merasakan kebahagiaan itu atau tidak.

Penulis menyadari, jika kebahagiaan itu bisa kita rasakan kapan saja, asal kita selalu mensyukuri atas apa yang telah Tuhan berikan kepada kita masing-masing.  Jika kita sudah dapat bersyukur, tidak mungkin jika kita akan bersedih, karena kita tahu itu semua adalah takdir yang sudah Tuhan berikan kepada kita masing-masing umat-Nya.  Tuhan tahu apa yang terbaik untuk kita, untuk itu Ia memberikan kita sesuai dengan porsi kita, tidak kurang atau pun lebih.

Syukur adalah kata kunci untuk mencapai kebahagiaan.  Jika kita sudah mampu untuk bersyukur, dalam kondisi apapun kita akan merasa bahwa itu adalah yang terbaik untuk diri kita.  Sehingga kita akan merasa cukup dengan semua yang telah kita punya.  Kondisi inilah yang mampu melahirkan perasaan bahagia dalam diri seseorang, karena orang tersebut tidak pernah merasa bahwa dirinya kurang.


Naaah itu tadi beberapa kata yang mungkin penulis ingin ceritakan, ini semua adalah pendapat penulis jika ada salah kata ataupun salah pendapat mohon dimaafkan.  Terima kasih,,,, J