Copyright © CORETAN PENA
Design by Dzignine
2 November 2014

BAB 6 Sikap, Motivasi, dan Konsep Diri

SIKAP, MOTIVASI, DAN KONSEP DIRI

Sikap
Sikap mulai menjadi fokus pembahasan dalam ilmu sosial semenjak awal abad 20.  Secara bahasa, Oxford Advanced Leaner Dictionary (Hornby, 1974) mencantumkan bahwa sikap (attitude), berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu “Manner of Placing or Holding the Body, and Way of Feeling, Thinking or Behaving”.  Sikap adalah predisposisi atau kecenderungan yang dipelajari dari seorang individu untuk merespon secara positif atau negative dengan intensitas yang moderat dan atau memadai terhadap objek, situasi, konsep, atau orang lain.  Predisposisi atau tendensi ini diperoleh individu dari proses belajar, sedangkan objek sikap dapat berupa benda, situasi, dan orang.
Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk  bahwa produk tersebut memiliki atribut adalah akibat dari pengetahuan konsumen.  Menurut Mowen dan Minor, kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atributnya, manfaatnya.  Pengetahuan tersebut berguna dalam mengkomunikasikan suatu produk dan atributnya kepada konsumen.  Sikap menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut tersebut.  Berikut adelah beberapa karakteristik sikap antara lain :
1.      Sikap Positif, Negatif, dan Netral.
2.      Keyakinan Sikap.
3.      Sikap Memiliki Objek.
4.      Konsistensi Sikap.
5.      Resistensi Sikap.

Komponen Sikap
Komponen sikap secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu :
a.    Kognitif (Cognitive), berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.  Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari objel tertentu.
b.   Afektif (Affective), menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu objek sikap.  Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki objek tertentu.
c.  Konatif (Conative), komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi

Sifat-Sifat Sikap
Sikap memiliki beberapa karakteristik (Assael, 1984 dan Hawkins dkk, 1986), antara lain :
1.      Arah, karakteristik arah menunjukkan bahwa sikap dapat mengarah pada persetujuan atau tidaknya individu, mendukung atau menolak terhadap objek sikap.
2.      Intensitas, menunjukkan bahwa sikap memiliki derajat kekuatan yang pada setiap individu bisa berbeda tingkatannya.
3.     Keluasan, menunjukkan pada cakupan luas mana kesiapan individu dalam merespon atau menyatakan sikapnya secara spontan.
Pengukuran sikap yang paling popular digunakan oleh para peneliti konsumen adalah model muti atribut yang terdiri dari tiga model : The Attitude Toward-Object Model, The Attitude Toward-Behavior Model, and The Theory of Reasoned-Action Model.  Model ini menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi.  Model ini menekankan tingkat kepentingan yang diberikan konsumen kepada suatu atribut sebuah produk.  Model sikap lainnya yang juga sering digunakan adalah model sikap angka ideal.  Model ini memberikan informasi mengenai sikap konsumen terhadap merek suatu produk sekaligus memberikan informasi mengenai merek ideal yang dirasa suatu produk.  Perbedaannya dnegan model atribut adalah terletak pada pengukuran sikap menurut konsumen.

Penggunaan Multiatribut Attitude Model untuk Memahami Sikap Konsumen
a.      The Attitude Toward-Object Model
Digunakan khususnya menilai sikap konsumen terhadap satu kategori produk atau merek spesifik.  Hal ini untuk menilai fungsi kehadiran dan evaluasi terhadap sesuatu.  Pembentukkan sikap konsumen yang dimunculkan karena telah merasakan sebuah objek.  Hal ini mempengaruhi pembentukan sikap selanjutnya.
b.      The Attitude Toward-Behavior Model
Lebih digunakan untuk menilai tanggapan konsumen melalui tingkah laku daripada sikap terhadap objek.  Pembentukan sikap konsumen ditunjukkan berupa tingkah laku konsumen yang berupa pembeliaan ditempat itu.
c.       The Theory of Reasoned-Action Model
Menurut teori ini pengukuran sikap yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan pembelian atau penggunaan merek produk bukan pada merek itu sendiri.  Tindakan pembelian dan mengkonsumsi produk pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukkan Sikap
Seseorang tidak dilahirkan dengan sika dan pandannya, melainkan sikap tersebut terbentuk sepanjang perkembangannya.  Dimana dalam interaksi sosialnya, individuk bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objel psikologis yang dihadapinya (Azwar, 1995).  Menurut Azwar faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah :
1.      Pengalaman Pribadi
2.      Kebudayaan
3.      Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting
4.      Media Massa
5.      Institusi atau Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
6.      Faktor Emosi  dalam Diri Individu.

Penerjemah Sikap Dalam Tindakan
Werner dan Pefleur (Azwar, 1995) mengemukakan 3 postulat guna mengidentifikasikan tiga pandangan mengenai hubungan sikap dan perilaku, yaitu :
a.      Postulat Konsistensi
Postulat konsistensi mengatakan bahwa sikap verbal memberi petunjuk yang cukup akurat untuk memprediksikan apa yang akan dilakukan seseorang bila dihadapkan pada suatu objek sikap.  Jadi postulat ini mengasumsikan adanya hubungan langsung antara sikap dan perilaku.
b.      Postulat Variasi Independen
Postulat ini mengatakan bahwa mengetahui sikap tidak berarti dapat memprediksi perilaku karena sikap dan perilaku merupakan dua dimensi dalam diri individu yang berdiri sendiri, terpisah dan berbeda.
c.       Postulat Konsistensi Kontingensi
Postulat konsistensi kontingensi menyatakan bahwa hubungan sikap dan perilaku sangat ditentukan oleh faktor-faktor situasional tertentu.  Norma-norma, peranan, keanggotaan kelompok dan lain sebagainya, merupakan kondisi ketergantungan yang dapat mengubah hubungan sikap dan perilaku.  Oleh Karena itu, sejauh mana prediksi perilaku dapat disandarkan pada sikap akan berbeda dari waktu ke waktu dan dari satu situasi ke situasi lainnya.  Postulat yang terakhir ini lebih masuk akal dalam menjelaskan hubungan sikap dan perilaku.

Dinamika Proses Motivasi
Proses motivasi :
1.      Tujuan, Perusahaan harus bisa menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian konsumen di motivasi ke arah itu.
2.   Mengetahui Kepentingan, Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata.
3. Komunikasi Efektif, Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
4.    Integrasi Tujuan, Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen.  Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar.  Tujuan individu konsumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.  Kedua kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
5.     Fasilitas, Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

Kegunaan dan Stabilitas Pola Motivasi
Pola motivasi didefinisikan sebagai sikap yang mempengaruhi cara-cara orang memandang pekerjaan dan menjalani kehidupan mereka (Keith dan Newstrom, 1990:6).  Menurut Keith dan Newstrom empat macam pola motivasi yang sangat penting :
a.      Motivasi Prestsi (Achievement Motivation)
Mendorong dalam diri orang-orang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya mencapai tujuan.
b.      Motivasi Afiliasi (Afiliation Motivation)
Dorongan untuk berhubungan dengan orang-orang atas dasar sosial.
c.       Motivasi Kompetensi (Competence Motivation)
Dorongan untuk mencapai keunggulan kerja, meningkatkan keterampilan, mencegah masalah dan berusaha keras untuk inovatif.
d.      Motivasi Kekuasaan (Power Motivation)
Dorongan untuk mempengaruhi orang-orang dan mengubah situasi.  Pengetahuan tentang pola motivasi membantu para manajer memahami sikap kerja masing-masing karyawan, mereka dapat mengelola perusahaan secara berkala sesuai dengan pola motivasi yang paling menonjol.

Memahami Kebutuhan Konsumen
Kebutuhan konsumen dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.   Fisiologis, merupakan dasar-dasar kelangsungan hidup, termasuk rasa lapar, haus, dan kebutuhan hidup lainnya.
2.      Keamanaan, merupakan berkenaan dengan kelangsungan hidup fisik dan keamanan.
3.   Afiliasi dan Pemilikan, merupakan kebutuhan untuk diterima oleh orang lain, menjadi orang penting bagi mereka.
4.      Prestasi, merupakan keinginan dasar akan keberhasilan dalam memenuhi tujuan pribadi.
5.    Kekuasaan, merupakan keinginan untuk mendapat kendali atas nasib sendiri dan juga nasib orang lain.
6.  Ekspresi Diri, merupakan kebutuhan mengembangkan kebebasan dalam ekspresi diri dipandang penting oleh orang lain.
7.  Urutan dan Pengertian, merupakan keinginan untuk mencapai aktualisasi diri melalui pengetahuan, pengertian, sistematis dan pembangunan sistem lain.
8.   Pencarian Variasi, merupakan pemeliharaan tingkat kegairahan fisiologis dan stimulasi yang dipilih kerap diekspresikan sebagai pencarian variasi.
9.   Atribusi Sebab-Akibat, merupakan estimasi atau atribusi sebab-akibat dari kejadian dan tindakan.

Sumber  :

0 comments:

Posting Komentar