KARUNIA-MU
Pernah tidak
terlintas dalam benak hati kecilmu, seandainya saat ini kamu tidak dapat
menikmati apa yang biasanya sering kamu dapatkan sehari-harinya?. Jika belum, maka saya akan memberikan contoh
betapa sangat berkecukupannya kita hari ini. Saya mengambil contoh dari apa yang pernah
saya alami, saya mengambilnya sebagai pelajaran dalam hidup saya.
Dulu saya
adalah anak sederhana seperti halnya anak pada umumnya, kehidupan saya bisa
dibilang cukup, tidak kurang dan tidak lebih.
Dahulu saya tidak pernah memikirkan apa yang akan saya makan esok hari
atau apa yang akan saya nikmati dikemudian hari, karena saya berfikir, apa yang
saya inginkan kebanyakkan dapat saya wujudkan walaupun harus menunggu beberapa
saat. Namun semua itu berubah 180 derajat,
ketika kedua orangtua saya secara bersamaan harus diPHK atau pemutusan hubungan
kerja. Saat itu memang saya masih sangat
belia, namun saya dapat merasakan betapa sulitnya hidup. Betapa kerasnya kehidupan ini sampai saya
pernah berfikir apa saya harus berhenti dari sekolah saya untuk membantu kedua
orang tua saya.
Setiap hari
saya merenung, apa jadinya saya saat dewasa nanti?. Semua itu masih terngiang jelas dalam pikiran
saya sampai saat ini. Terkadang saya
menangis diam-diam tanpa sepengetahuan orang rumah, betapa berbedanya kehidupan
saya saat itu, seandainya saya punya kemampuan untuk kembali kewaktu lampau,
pasti saat itu juga saya melakukkan hal tersebut. Namun saya pun sadar, harus mensyukuri
segalanya yang telah ALLAH berikan kepada kami.
Walaupun saat itu kami harus makan dengan nasi dan 2 butir telur yang
harus dibagi 4 orang, atau nasi dengan 2 bungkus mie yang juga harus dibagi 4
orang, bahkan terkadang saya melihat orang tua saya lebih memilih untuk tidak
ikut makan bersama kami.
Tapi semua
itu menjadi pacuan kami untuk dapat tetap bertahan hidup, bahkan harus lebih
baik lagi dari saat itu. Kini hidup kami
memang sudah lebih baik, kami selalu mengingat saat-saat sulit yang pernah kami
lewati. Saat dimana saya tak mampu
berkata, saya bahagia. Saat dimana titik
awal kehidupan kami kembali. Saat dimana
tangisan selalu hadir dalam hari-hari saya.
Tapi itu
semua menjadi pacuan dalam hidup saya, masih banyak orang yang kesulitan hanya
untuk sekedar mengisi kosongnya perut mereka.
Saya pun seharusnya bersyukur masih diberikan hidup sampai saat
ini. Saya selalu mengingat perkataan
para ustad ataupun ulama-ulama besar, HIDUP INI ADALAH UJIAN, JIKA KITA MAMPU
MENGHADAPI DAN MELEWATI ITU SEMUA PASTI ALLAH AKAN MENAIKKAN DERAJAT ORANG
TERSEBUT. Kehidupan saya waktu itu memang sangat tidak
menyenangkan, tapi saya terus berjuang untuk hidup saya miliki hari ini. Hidup tidak selamanya bahagia, pasti ada
lubang dan kerikil tajam menghadang, tapi tugas kita adalah bagaimana caranya
membuat hidup kita bahagi. :D